Revolusi  Industri adalah perubahan besar dalam bidang produksi dengan tenaga mesin yang menggantikan tenaga manusia untuk melakukan kegiatan produksi. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Revolusi berarti “perubahan yang mendasar dalam suatu bidang” sedangkan Industri berarti “kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan (misal: mesin)”, jadi pengertian Revolusi Industri secara sederhana yaitu Perubahan secara mendasar pada bidang produksi barang dengan menggunakan peralatan baru.

Revolusi Industri sendiri sampai ke Indonesia sekitar abad ke-19 melalui para penjelajah Inggris dan Belanda yang berlayar dan bertujuan untuk mencari rempah-rempah di Indonesia pada era Imperialisme modern dan sekaligus menerapkan  Industrialisasi di Indonesia.  Revolusi ini tidak mendapat penolakan dan perlawanan dari rakyat Indonesia karena pada saat itu Indonesia masih di bawah kekuatan kolonial, akibatnya masyarakat dipaksa untuk menerima sistem perubahan besar ini. Dan pada saat pemerintahan kolonial tersebut, berbagai macam sistem diterapkan oleh pemerintah dan beberapa kaum majikan, diantaranya ada culture stelsel, politik pintu terbuka, politik etis dan sistemland rent. 
Revolusi Industri yang berkembang pada awal abad ke-19 masih bisa kita rasakan saat ini, khususnya di bidang teknologi yang semakin maju pesat dengan adanya penemuan-penemuan baru atau pengembangan  dari sistem/teknologi sebelumnya yang mempengaruhi kehidupan saat ini. Pesatnya perkembangan IPTEK dan kualitas sumber daya manusia yang semakin mengejar target juga tidak lepas dari Revolusi Industri. Berbagai alat transportasi mulai dari jalur darat, laut dan udara selalu ada perkembangan seperti berkembangnya satu sistem kereta api yang akan selalu diperbarui seiring dengan bertambahnya pengetahuan manusia sebagai sumber daya yang memproduksi barang tersebut sebagai contoh hasil pengembangan teknologi yang telah dirintis pasa masa revolusi industri. Berbagai macam alat-alat canggih saat ini merupakan bukti dari kemajuan teknologi yang telah dirintis sejak Revolusi Industri.
Sektor industri manufaktur merupakan yang cukup stabil dan menjadi salah satu penopang perekonomoian Negara di tengah ketidakpastian perekonomian dunia dengan tingkat pertumbuhan yang positif. Data terbaru dari Kemenetrian Perindustrian tahun 2015 menunjukan bahwa sector industry, khususnya sector manufaktur non-migas mengalami pertumbuhan yang signifikan, melampaui pertumbuhan GDP Indonesia pada kwartal 2015.
Menurut data BPS ,kontribusi industry manufaktur non-migas terhadap PDB tahun 2105 mencapai 18.18% dengan nilai Rp. 2.089 triliun. Kontrivusi ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang mencapai 17.89% dengan nilai hanya Rp 1.884 triliun.



   Pemerintah perlu mendorong pertumbuhan industri manufaktur dengan cara transfer teknologi ,pengenalan cara produksi baru yang lebih efisien ,skill managerial ,dan supply modal capital yang memadai. Semuanfaktor terbutakan mendorong meningkatnya efisiensi dan kualitas dalam proses produksi. Dengan demikian daya saing industry manufaktur Indonesia akan meningkat dan menugat dalam upayanya menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang sudah berlaku semenjak Desember 2015.

NAMA KELOMPOK:
1.      ANA NADILAH FATIAH ROBY (20216723)
2.      DHIYO ATHOBARANI Dj (21216950)
3.      NADYA PUTRI TANJUNG (25216283)

SUMBER :